Perempuan itu harus cerdas

Janjiku Untukmu Ayah

Sukses terbesar dalam hidup saya merupakan satu kalimat sederhana yang memiliki arti yang luar biasa. Biasanya mencapai kesuksesan yang terbesar bukanlah hal yang mudah, pastinya step by step dilalui dengan penuh rintangan agar tercapainya kesuksesan tersebut. Bagi saya sukses terbesar dalam hidup saya adalah memenuhi janji saya kepada almarhum Bapak saya dengan harapan dia akan tersenyum bahagia melihat kesuksesan saya. 



Sekilas tentang kehidupan saya, saya terlahir dari keluarga petani yang tinggal disebuah desa dekat kaki perbukitan pinggiran danau. Saya anak ke 4 dari 6 bersaudara diantaranya 4 perempuan dan 2 laki – laki.

Saya merupakan anak yang lumayan aktif di bidang apapun, prestasi yang diraih cukup membanggakan orang tua, mulai dari prestasi pribadi ataupun kelompok. Tetapi semangat dalam meraih prestasi seketika berubah, saat bapak saya diponis terkena gagal ginjal dan harus dibawa ke salah satu Rumah sakit di kota Medan. Keadaan ini merupakan pukulan terberat dalam kehidupan saya. Saat itu, Ibu dan kedua adik saya harus ikut mengantarkan ayah saya ke rumah sakit tersebut. Sedih, satu kata yang cukup mewakili perasaan.

Satu Tahun berlalu, cobaan demi cobaan kami lalui. Satu persatu aset keluarga dijual demi biaya pengobatan dan sekolah kami. Saya merasa terpukul ketika orang tua saya melarang saya untuk kuliah karena biaya, tetapi tekad dan niat saya yang kuat menjadikan saya tidak pernah takut akan biaya.

Saat itu saya ingin sekali kuliah di UNIMED yaitu salah satu perguruan tinggi negeri di kota Medan, dengan tekad yang kuat saya pergi dengan biaya sendiri yang didapatkan dari Lomba Kaligrafi pada Event MTQ N tingkat Prov. Aceh. Inilah rezeki dari Allah yang tak disangka - sangka. Saya mencoba tes di UNIMED berharap lulus di jurusan fisika karena fisika salah satu mata pelajaran favorit. Ketika itu Allah berkehendak lain, ternyata saya tidak lulus. Mulai merasa bingung kemana arah dan tujuan saya.

Perjuangan saya tidak sampai disini saja, saya mulai mencoba masuk kesalah satu Perguruan Tinggi Swasta di kota Medan. Tanpa pikir panjang saya memilih masuk Fakultas Teknik Jurusan Arsitek. Allahuakbar, pertolongan Allah kembali lagi saya mendapatkan beasiswa selama 1 tahun bagi mahasiswa yang memiliki prestasi rangking 3 besar saat sekolah. Senang merupakan satu kata yang mewakili perasaan, mendapatkan titik cerah dalam melanjutkan pendidikan disaat kondisi keuangan keluarga sedang terpuruk.

Satu tahun saya menjalani perkuliahan, Alhamdulillah dalam 2 semester saya mendapatkan IP tertinggi se Fakultas. Hasil yang dicapai menjadikan orang tua saya semakin yakin jika saya benar-benar bersungguh – sungguh dalam pendidikan pada akhirnya orang tua saya menginginkan saya untuk masuk ke UNIMED dengan Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Saat itu saya hanya mengikuti jalur ekstensi dengan modal pengetahuan tentang seni rupa yang masih dibawah rata-rata membawa saya dapat duduk dibangku perkuliahan di UNIMED. Dengan berat hati saya keluar dari kampus yang dulu dan masuk kekampus yang baru.

Suasana baru, teman baru, mata kuliah baru yang menjadikan saya harus beradaptasi dengan hal-hal yang baru. Pengetahuan tentang seni rupa yang sangat minim menjadikan saya minder karena hasil gambaran yang jelek menjadi bahan tertawaan oleh teman-teman ataupun dosen. Salah satu target saya adalah dalam 2 bulan saya harus bisa menggambar dan pada akhirnya dosen lebih sering mengunggulkan gambaran saya dibandingkan teman-teman yang lainnya, satu kesuksesan yang dapat saya capai.

Saya teringat dengan salah seorang dosen yang menantang mahasiswa agar dapat tamat kuliah pas dengan 8 semester atau 7 semester, karena dalam sejarah kampus kami khususnya seni rupa belum ada yang tamat pas 8 semester perkuliahan. Saya menyanggupi tantangan tersebut dengan sangat optimis. Karena dalam pikiran saya tidak ada yang tak mungkin selama masih tetap berusaha.

Selama 3 semester saya banyak belajar dalam berbagai hal salah satunya menanamkan diri menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Disela-sela perkuliahan saya, saya aktif menggeluti seni kaligrafi Islam. Saya mencoba mengajar para peserta baru yang mencoba menggeluti bidang baru mereka, “Mengajar Sambil Belajar” itu yang saya lakukan. Pengetahuan saya semakin matang sejak saya mengajarkan mereka tentang apa yang saya ketahui tentang kaligrafi. Pada tahun 2011 saya dikirim oleh Universitas untuk mewakili event MTQ N Mahasiswa di Makasar. Inilah kali pertamanya saya menaiki pesawat, suatu keberuntungan bagi seorang anak perempuan yang berasal dari kampung .

Selama saya menduduki bangku perkuliahan di sini, ada hal yang membuat saya sedih yaitu pengetahuan dan skill dalam melukis. Padahal salah satu identitas mahasiswa seni rupa adalah dapat melukis, Kebanyakan mahasiswa mengambil studi khusus sesuai dengan kemampuan masing-masing lain hal nya dengan saya dengan pertimbangan yang banyak saya mengambil studi khusus lukis. Saya terus berusaha belajar melukis, impian saya mulai dekat tetapi semangat saya hancur ketika bapak saya dipanggil menghadap sang ilahi untuk selamanya saat saya memasuki semester 5.

Saat sebelum puasa ramadhan tahun 2012 saya dihadapkan dengan cobaan yang sangat berat, orang yang sangat saya cintai harus kembali ke rahmatullah saat hari pertama puasa ramadhan. Saat-saat sebelum kejadian itu terjadi saya sempat mulai merasakan perasaan yang aneh tentang bapak saya. Hari rabu dengan tanggal yang tak mau saya ingat, saat mentari bersinar terang ketika itu saya harus mengantar bapak ke rumah sakit untuk melakukan cuci darah selama 2 x dalam seminggu dan wajib dilakukan seumur hidupnya. Saat itu percakapan singkat terjadi ketika dia menatapku dengan penuh kesedihan. Saya bertanya “ apa yang sedang bapak pikirkan?” dia menjawab “ aku tidak pernah takut akan kematian, yang kutakutkan adalah apakah setelah aku meninggal engkau dapat menjalanin kuliah mu tanpa biaya yang cukup? yang bapak tau biaya perkuliahanmu sangat mahal apalagi ketika kamu harus mengadakan pameran tunggal”. aku menjawab “kenapa bapak berpikiran seperti itu”. “ aku akan merasa bersalah ketika kamu putus kuliah, lebih baik aku melihat adik-adikmu tidak sekolah selagi mereka masih kecil dari pada kamu yang putus tengah jalan” jawabnya. Air mata berlinang, dengan perasaan sedih yang tak terkira saya memeluk dan menangis diatas dadanya sambil berkata “ Aku berjanji, aku tak akan putus kuliah, aku akan tamat tepat waktu, aku akan membiayai adik-adik sampai mereka kuliah” haru pilu memecahkan suasana saat itu.

Ternyata tidak semudah yang saya bayangkan ketika saya harus dihadapkan dengan biaya SPP awal semester. Saat itu gaji bapak saya terhambat karena harus mengurus TASPEN hal ini yang membuat saya bingung. Dengan izin Allah biaya SPP dibantu oleh teman-teman bapak. Rasa syukur saya semakin bertambah dan memutuskan akan menutup aurat sepenuhnya.

Rintangan demi rintangan yang dihadapi, mulai dari biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari harus saya cari sendiri membuat saya semakin bersemangat dalam kuliah. Saya menanamkan sebuah prinsip untuk tidak terlalu bergantung dengan seseorang, seperti bergantung dengan abang atau kakak kandung saya, karena mereka memiliki tanggung jawab lain.

Tahun 2014 tepatnya bulan 20 tanggal 22 saya berhasil meraih impian saya sebagai mahasiswa satu-satunya Jurusan Seni Rupa angkatan 2010 yang wisuda. Perasaan yang sangat senang karena saya telah bisa memenuhi tantangan dari dosen saya dan memenuhi janji saya kepada alm. bapak saya untuk dapat menyelesaikan kuliah saya dengan peringkat kedua setelah cumlaude. Inilah salah satu sukses terbesar dalam hidup saya, karena cobaan dan rintangan yang saya hadapi begitu banyak yang menjadikan saya terus berusah mencapai itu semua demi memenuhi janji dan impian saya. Alhamdulillah sampai saat sekarang ini Allah selalu melancarkan rezeki saya agar dapat memenuhi sebagian kebutuhan adik-adik saya dengan rezeki yang saya dapatkan. Harapan saya kedepannya dapat melanjutkan kuliah agar mendapatkan karir yang lebih baik demi ibu, adik-adik, dan menjadi pendidik yang memiliki kualitas dan kuantitas. Senyuman mereka yang saya inginkan ketika mereka melihat saya berhasil mencapai impian saya karena impian saya kedepannya dapat membiayai pendidikan adik saya sampai kuliah. Saya berharap suatu hari saya akan menjadi memori sebagian orang sebab itu saya akan melakukan yang terbaik bagi setiap orang, karena salah satu hadits nabi yang mengatakan bahwa  “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”.
0 Komentar untuk "Janjiku Untukmu Ayah"

Diberdayakan oleh Blogger.
Back To Top