Unsur terpenting dalam karya seni rupa adalah garis, bidang, warna, tekstur atau barik, ruang dan volume (Nooryan, 2008:98)
a. Garis
Garis adalah salah satu unsur seni rupa yang paling pokok, sebab garis merupakan unsur rupa yang ada dimana-mana. Pada dasarnya garis itu hanya ada dua, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis-garis lainnya merupakan pengembangan dan variasi dari kedua jenis garis tersebut dan menyampaikan karakter yang berbeda. Walaupun garis itu sederhana, ia dapat menyampaikan suatu perasaan dan ini tergantung dari kondisi jenis garis tersebut, yaitu tebal tipisnya, posisi dan arahnya.
a. Garis
Garis adalah salah satu unsur seni rupa yang paling pokok, sebab garis merupakan unsur rupa yang ada dimana-mana. Pada dasarnya garis itu hanya ada dua, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis-garis lainnya merupakan pengembangan dan variasi dari kedua jenis garis tersebut dan menyampaikan karakter yang berbeda. Walaupun garis itu sederhana, ia dapat menyampaikan suatu perasaan dan ini tergantung dari kondisi jenis garis tersebut, yaitu tebal tipisnya, posisi dan arahnya.
Terwujudnya sebuah bentuk disebabkan karena garis yang membatasi ruang, baik nyata maupun sugestif. Sifat-sifat garis yang membatasi itu menentukan pula sifat bentuk yang dihasilkannya. Oleh sebab itu, keterampilan dalam membuat garis erat hubungannya dengan keterampilan membuat bentuk dengan garis. Penggunaan garis dalam seni rupa tidak hanya pada karya dua dimensional.
b. Bidang
Bidang (shape) adalah bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh garis. Secara umum dikenal dua jenis bidang, yaitu bidang geometris seperti lingkaran atau bulatan, segi empat, segi tiga dan segi-segi lainnya, sementara bidang organis dengan bentuk bebas yang terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak terbatas (Bahari, 2008 : 100 ).
Dalam lukisan yang dimaksud dengan tertentu itu adalah bidang gambar. Maka disekitar titik inilah garis-garis, bidang dan bentuk ditebarkan untuk mencapai keteraturan. Bidang kecil yang terjadi dibatasi oleh sebuah kontur (garis), adanya warna yang berbeda, gelap terang pada arsiran, atau karena adanya tekstur disebut shape. Shape (bidang) yang terjadi dapat menyerupai wujud alam (figure) atau tidak menyerupai sama sekali (non figure). Keduanya akan terjadi berdasarkan kemampuan senimannya dalam mengolah objek, dan dalam pengolahan objek akan terjadi perubahan wujud sesuai dengan selera maupun latar belakang senimannya. Perubahan wujud tersebut antara lain : stilisasi, distorsi, transformasi, dan disformasi.
Stilisasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan cara mengayakan objek dan atau benda yang digambarkan, yaitu dengan cara meng-gayakan setiap kontur pada objek atau benda tersebut. Contoh : penggambaran ornament untuk ; motif batik, tatah sungging kulit, lukisan tradisional Bali, dan sebagainya.
Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambarkan, misalnya melebihkan bentuk karakter yang seharusnya kecil dibuat ukurannya menjadi besar. Contohnya topeng klana.
Transformasi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara memindahkan (tran=pindah) wujud atau figure dari objek lain ke objek yang digambarkan. Contohnya seperti penggambaran manusia setengah dewa.
Disformasi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter, dengan cara mengubah bentuk objek dengan cara menggambarkan objek tersebut dengan hanya sebagian yang dianggap mewakili, atau pengambilan unsur tertentu yang mewakili karakter hasil interpretasi yang sifatnya sangat hakiki.
c. Tekstur atau Barik
Texture (tekstur) adalah unsur yang menunjukkan rasa permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang dan perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu.
Ada dua macam jenis tekstur. Pertama adalah tekstur nyata, yaitu nilai permukaannya nyata atau cocok antara tampak dengan nilai rabanya. Sebaliknya kedua, tekstur semu memberikan kesan kasar karena penguasaan tehnik gelap terang pelukisnya, ketika diraba maka rasa kasarnya tidak kelihatan, atau justru sangat halus.
d. Warna
Warna adalah spectrum tertentu yang terdapat didalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Didalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat dipermukaan benda. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatannya (http://id.wikipedia.org/wiki/Warna).
Menurut para ahli sinar adalah energy pengantar yang diproduksi oleh matahari dalam panjang gelombang yang berbeda – semua cahaya itu berjalan dengan kecepatan yang sama. Karena variasi dari panjang gelombang, ada cahaya yang terlihat dan ada cahaya yang tidak terlihat. Cahaya yang terlihat adalah cahaya putih yang tidak terlihat kemata sampai cahaya putih menarik sebuah objek dipantulkan kembali kemata oleh objek itu. Karena struktur molekul dan pigmentasi dari masing-masing objek, sinar akan dicampur, diserap atau dipantulkan. ( William F.Powell : 1984 : 3 )
Artinya, warna alam berasal dari pencahayaan sinar matahari kepada suatu benda kemudian dipantulkan kembali kemata. Sehingga mata dapat melihat hasil dari pantulan tersebut dengan berbagai macam warna. Seperti warna langit, warna pohon, dsb.
Newton berpendapat bahwa semua warna tergabung pada cahaya putih. Cahaya putih merupakan ikatan sinar-sinar atom yang bisa diukur dan dilihat melalui prisma gelas. Ia menemukan tujuh warna yang disebut spectrum warna, yang terdiri dari atom-atom merah sangat besar dan yang terkecil adalah atom biru dan ungu. ( Darmaprawira, 2001 :10 )
Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Warna).
Penyebab terjadinya warna tidak lain adalah cahaya. Tanpa cahaya kita tidak dapat melihat warna. Cahaya terdiri dari seberkas sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda serta memiliki getaran-getaran yang frekuensinya berbeda-beda.
Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur susunan yang sangat penting, baik dibidang seni murni maupun seni rupa terapan. Bahkan warna sangat berperan dalam segala aspek kehidupan manusia, sebagai lambang atau symbol dan sebagai symbol ekspresi.
b. Bidang
Bidang (shape) adalah bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh garis. Secara umum dikenal dua jenis bidang, yaitu bidang geometris seperti lingkaran atau bulatan, segi empat, segi tiga dan segi-segi lainnya, sementara bidang organis dengan bentuk bebas yang terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak terbatas (Bahari, 2008 : 100 ).
Dalam lukisan yang dimaksud dengan tertentu itu adalah bidang gambar. Maka disekitar titik inilah garis-garis, bidang dan bentuk ditebarkan untuk mencapai keteraturan. Bidang kecil yang terjadi dibatasi oleh sebuah kontur (garis), adanya warna yang berbeda, gelap terang pada arsiran, atau karena adanya tekstur disebut shape. Shape (bidang) yang terjadi dapat menyerupai wujud alam (figure) atau tidak menyerupai sama sekali (non figure). Keduanya akan terjadi berdasarkan kemampuan senimannya dalam mengolah objek, dan dalam pengolahan objek akan terjadi perubahan wujud sesuai dengan selera maupun latar belakang senimannya. Perubahan wujud tersebut antara lain : stilisasi, distorsi, transformasi, dan disformasi.
Stilisasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan cara mengayakan objek dan atau benda yang digambarkan, yaitu dengan cara meng-gayakan setiap kontur pada objek atau benda tersebut. Contoh : penggambaran ornament untuk ; motif batik, tatah sungging kulit, lukisan tradisional Bali, dan sebagainya.
Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambarkan, misalnya melebihkan bentuk karakter yang seharusnya kecil dibuat ukurannya menjadi besar. Contohnya topeng klana.
Transformasi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara memindahkan (tran=pindah) wujud atau figure dari objek lain ke objek yang digambarkan. Contohnya seperti penggambaran manusia setengah dewa.
Disformasi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter, dengan cara mengubah bentuk objek dengan cara menggambarkan objek tersebut dengan hanya sebagian yang dianggap mewakili, atau pengambilan unsur tertentu yang mewakili karakter hasil interpretasi yang sifatnya sangat hakiki.
c. Tekstur atau Barik
Texture (tekstur) adalah unsur yang menunjukkan rasa permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang dan perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu.
Ada dua macam jenis tekstur. Pertama adalah tekstur nyata, yaitu nilai permukaannya nyata atau cocok antara tampak dengan nilai rabanya. Sebaliknya kedua, tekstur semu memberikan kesan kasar karena penguasaan tehnik gelap terang pelukisnya, ketika diraba maka rasa kasarnya tidak kelihatan, atau justru sangat halus.
d. Warna
Warna adalah spectrum tertentu yang terdapat didalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Didalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat dipermukaan benda. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatannya (http://id.wikipedia.org/wiki/Warna).
According to science, light is electromafnetic energy that is produced by the sun in different wavelengths – all of them traveling about the same speed. Due to the variation of the wavelengths, there is visible light and invisible light. The visible light is the white light that gives us our color and form. The white light is not visible to the eye until it strikes an object and is reflected back to the eye by that object. Due to the molecular structure and pifmentation of each object, the rays will be mixed, absorbed, or reflected.( William F.Powell : 1984 : 3 )
Menurut para ahli sinar adalah energy pengantar yang diproduksi oleh matahari dalam panjang gelombang yang berbeda – semua cahaya itu berjalan dengan kecepatan yang sama. Karena variasi dari panjang gelombang, ada cahaya yang terlihat dan ada cahaya yang tidak terlihat. Cahaya yang terlihat adalah cahaya putih yang tidak terlihat kemata sampai cahaya putih menarik sebuah objek dipantulkan kembali kemata oleh objek itu. Karena struktur molekul dan pigmentasi dari masing-masing objek, sinar akan dicampur, diserap atau dipantulkan. ( William F.Powell : 1984 : 3 )
Artinya, warna alam berasal dari pencahayaan sinar matahari kepada suatu benda kemudian dipantulkan kembali kemata. Sehingga mata dapat melihat hasil dari pantulan tersebut dengan berbagai macam warna. Seperti warna langit, warna pohon, dsb.
Newton berpendapat bahwa semua warna tergabung pada cahaya putih. Cahaya putih merupakan ikatan sinar-sinar atom yang bisa diukur dan dilihat melalui prisma gelas. Ia menemukan tujuh warna yang disebut spectrum warna, yang terdiri dari atom-atom merah sangat besar dan yang terkecil adalah atom biru dan ungu. ( Darmaprawira, 2001 :10 )
Sir Isaac Newton (William F.Powell : 1984: 4), while working on a telescope, noticed that sunlight (white light) was broken into different color when it passed though a prism is a simple triangular glass object that has the ability to separate the light rays into indivisual color. These are the colors of the spectrum. This spectrum is the same one we see in a rainbow. When the sunlight shines through falling drops of water at the proper angle, the drops break up the light rays, creating the spectrum and we see a rainbow. The water drop create a natural prism by reflecting and refracting the light back to our eyes.Bahwa dalam penelitian oleh Isaac Newton yang menghasilkan spectrum warna sama hasilnya dengan cahaya pelangi yang menghasilkan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Sehingga berkembanglah berbagai warna dari percobaan tersebut.
Mr. Isaac Newton (William F.Powell : 1984: 4), ketika bekerja dalam sebuah teleskop, pembentukan cahaya matahari (cahaya putih), terpecahnya menjadi beberapa warna ketika cahaya itu melewati sebuah prisma. Prisma ini adalah kaca segitiga sederhana yang mampu memisahkan cahaya kedalam cahaya sendiri. Ada spectrum warna. Spectrum ini sama ketika kita melihat pelangi. Ketika cahaya matahari memancarkan cahaya pada titik hujan yang jatuh pada sudut yang tepat, titik hujan menahan cahaya menimbulkan spectrum dan kita melihat pelangi. Titik air hujan menciptakan sebuah prisma alami oleh pencerminan dan pembelokan cahaya kembali kemata kita.
Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Warna).
Penyebab terjadinya warna tidak lain adalah cahaya. Tanpa cahaya kita tidak dapat melihat warna. Cahaya terdiri dari seberkas sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda serta memiliki getaran-getaran yang frekuensinya berbeda-beda.
Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur susunan yang sangat penting, baik dibidang seni murni maupun seni rupa terapan. Bahkan warna sangat berperan dalam segala aspek kehidupan manusia, sebagai lambang atau symbol dan sebagai symbol ekspresi.
0 Komentar untuk "Unsur-unsur Visual"